Analisis
puisi RATSAA dengan pendekatan struktural
RATSAA
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahkan sekretarismu
tuhanmu kau serahkan siapa?
(1413/1993)
a. Diksi
merupakan pilihan
kata-kata yang digunakan oleh penyair dan erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi dan urutan kata. Diksi yang digunakan oleh penyair dalam
puisi Ratsaa yaitu dengan menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca dan bukan kata kiasan. Selain itu
terdapat keselarasan bunyi pada tiap akhir kata pada baris ke tiga yaitu kata
“mu” atau huruf “u”.
Seperti pada baris pertama hingga
baris ketiga puisi tersebut,
anak-anakmu kau
serahkan babumu
istrimu kau
serahkan sopirmu
dirimu kau
serahkan sekretarismu
diksi
erat kaitanya dengan makna, oleh karena itu dari diksi yang digunakan penyair
dapat diamati makna yang ingin disampaikan yaitu berupa sindiran terhadap
seseorang yang selalu tergantung kepada orang lain. Seperti dalam keempat baris
puisi Ratsaa tersebut seperti:
kewajiban merawat itu adalah kewajiban orang tua, namun di dalam puisi tersebut
peran orang tuanya diambil alih oleh pembantunya, sedangkan kebutuhan istrinya
dia serahkan pada sopirnya, dan kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri ia serahkan pada sekretarisnya.
b. Imaji
Imaji merupakan susunan
kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi.
Dalam puisi Ratsaa, susunan kata yang digunakan untuk mengungkapkan pengalaman penglihatan.
anak-anakmu kau
serahkan babumu
istrimu kau
serahkan sopirmu
dirimu kau
serahkan sekretarismu
Pada
penggalan puisi Ratsaa tersebut (baris 1-3) penyair menggunakan pencitraan penglihatan dalan puisinya.
c. Kata
Konkret
Kata konkret merupakan kata-kata
yang ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji dan berhubungan
dengan lambang, arti kias. Seperti dalam puisi Ratsaa berikut:
Anak-anakmu kau serahkan babumu (baris ke-1)
Penyair
pada baris pertama ini seperti
memperjelas apa yang ia lihat, bahwa anak-anaknya dipasrahkan sepenuhnya pada
pembantunya yang seharusnya adalah tugas kedua orang tuanya.
Istrimu
kau serahkan sopirmu (baris ke-2)
Penyair
pada baris kedua ini juga lebih memperjelas apa yang ia lihat, bahwa tidak
hanya kewajiban mendidik anak yang diserahkan kepada pembantunya, namun
juga istrinya yang dipasrahkan
sepenuhnya pada sopirnya.
Dirimu
kau serahkan sekretarismu (baris ke-3)
Penyair
pada baris ketiga ini seperti memperkuat apa yang ia lihat, bahwa tidak hanya
anak, istrinya yang ia gantungkan pada orang lain, melainkan dirinya sendiripun
sangat bergantung pada sekretarisnya.
d.
Gaya
bahasa
Gaya bahasa
merupakan penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu. Dalam puisi Ratsaa
ini penyair menggunakan kontradiksi yang berarti mengandung pertentangan yang
muncul karena paradoks dan ironi. Paradoks merupakan majas yang mengandung
pertentangan dengan kenyataan yang ada. Sedangkan ironiadalah majas yang berupa
sindirin atau ejekan terhadap suatu keadaan. Dalam puisi Ratsaa penyair
sepertinya sengaja memberikan sindiran kepada manusia saat ini. seperti pada
tiap baris puisi tersebut. Manusia seolah diperdaya oleh berbagai aktivitas
sehingga melupakan kodratnya menjadi seorang ayah, suami, dan makhluk ciptaan
Tuhan yang melupakan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
e.
Rima
atau Irama
Rima atau irama
adalah persamaan bunyi pada puisi. Dalam puisi Ratsaa ini terdapat persamaan
bunyi “mu” seperti berikut:
anak-anakmu kau
serahkan babumu
istrimu kau serahkan
sopirmu
dirimu kau
serahkan sekretarismu
(pada baris 1-3)
f.
Tipografi
Tipografi
merupakan perwajahan puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata,
pengaturan baris, hingga baris puisi yang tidak selalu dimuat dengan huruf
kapital. Hal tersebut sangat menentukan penekanan puisi. Seperti dalam puisi
Ratsaa, hanya terdapat empat baris dan semuanya berupa penekanan dan sindiran
dari apa yang dilihat oleh penyair. Serta tanda Tanya (?) yang digunakan oleh
penyair pada baris keempat menunjukan sindiran keras dari penyair kepada
manusia yang mengabaikan kewajibannya terutama kepada Tuhan.
Analisis
Struktur Batin pada puisi Ratsaa
a. Tema
Tema/makna merupakan
gagasan pokok dalam puisi yang dikemukakan oleh penyair. Penyair menggunakan
tema lari dari tanggung jawab atau bisa juga disebut kelalaian. Itu semua
begitu terlihat dalam ketiga barisnya (baris 1-3) berupa ungkapan penyair atas
apa yang dilihatnya yaitu kelalaian (lari dari tanggung jawab) sebagai
orangtua, suami dan baris ke-4 berupa kalimat sindiran kepada manusia/seseorang
atas kelalaiannya (lari dari tanggung jawab) sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
b. Rasa
Rasa adalah perasaan
yang di gambarkan oleh penyair. Dalam puisi Ratsaa
adalah perasaan kesedihan hati pengarang melihat realita manusia sekarang
yang disibukan dengan segala
aktivitasnya, hingga kewajiban yang seharusnya ia jalankan harus digulirkan
pada pembantu dan sopirnya, dan sekretaris bagi dirinya sendiri. Apalagi
kewajibannya sebagai ciptaan Tuhan yang juga ia lupakan.
c. Nada
Nada merupakan sikap
penyair terhadap pembacanya, nada penyair dalam puisi ini seperti menjelaskan
dan menyatakan dari tindakan seseorang. Memberikan nada sindiran karena ulah
seseorang yang digambarkan dalam puisi tersebut.
d. Amanat
Amanat merupakan pesan yang
ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dalam puisi Rastaa adalah kita
sebagai makhluk ciptaan tuhan hendaknya tidak melupakan kodratnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk sosial yang mempunyai kewajiban lahiriah
maupun batin baik kepada anak, suami/istri, orangtua, sesama dan terutama
kepada Tuhan.
selamat membaca,,, semoga bermanfaat ^_^
BalasHapusWhat is a Baccarat Game? | Warwick College of
BalasHapusThere is one common game in every 1xbet korean gambling house in the world. 바카라 Baccarat is a new type of bet that players find irresistible 제왕카지노 on table games,