Sabtu, 14 Juni 2014



Analisis puisi RATSAA dengan pendekatan struktural
RATSAA
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahkan sekretarismu
tuhanmu kau serahkan siapa?

(1413/1993)

a.      Diksi
merupakan pilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dan erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata. Diksi yang digunakan oleh penyair dalam puisi Ratsaa yaitu dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca dan bukan kata kiasan. Selain itu terdapat keselarasan bunyi pada tiap akhir kata pada baris ke tiga yaitu kata “mu” atau huruf “u”.
Seperti pada baris pertama hingga baris ketiga puisi tersebut,
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahkan sekretarismu

diksi erat kaitanya dengan makna, oleh karena itu dari diksi yang digunakan penyair dapat diamati makna yang ingin disampaikan yaitu berupa sindiran terhadap seseorang yang selalu tergantung kepada orang lain. Seperti dalam keempat baris puisi Ratsaa tersebut seperti: kewajiban merawat itu adalah kewajiban orang tua, namun di dalam puisi tersebut peran orang tuanya diambil alih oleh pembantunya, sedangkan kebutuhan istrinya dia serahkan pada sopirnya, dan kebutuhan dan kepentingan  dirinya sendiri ia serahkan pada sekretarisnya.
b.     Imaji
Imaji merupakan susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi.
Dalam puisi Ratsaa, susunan kata yang digunakan untuk mengungkapkan pengalaman penglihatan.
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahkan sekretarismu
Pada penggalan puisi Ratsaa tersebut (baris 1-3) penyair menggunakan pencitraan penglihatan dalan puisinya.
c.      Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata-kata yang ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji dan berhubungan dengan lambang, arti kias. Seperti dalam puisi Ratsaa berikut:
 Anak-anakmu kau serahkan babumu (baris ke-1)
Penyair pada baris pertama ini  seperti memperjelas apa yang ia lihat, bahwa anak-anaknya dipasrahkan sepenuhnya pada pembantunya yang seharusnya adalah tugas kedua orang tuanya.
Istrimu kau serahkan sopirmu (baris ke-2)
Penyair pada baris kedua ini juga lebih memperjelas apa yang ia lihat, bahwa tidak hanya kewajiban mendidik anak yang diserahkan kepada pembantunya, namun juga  istrinya yang dipasrahkan sepenuhnya pada sopirnya.



Dirimu kau serahkan sekretarismu (baris ke-3)
Penyair pada baris ketiga ini seperti memperkuat apa yang ia lihat, bahwa tidak hanya anak, istrinya yang ia gantungkan pada orang lain, melainkan dirinya sendiripun sangat bergantung pada sekretarisnya.
d.     Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Dalam puisi Ratsaa ini penyair menggunakan kontradiksi yang berarti mengandung pertentangan yang muncul karena paradoks dan ironi. Paradoks merupakan majas yang mengandung pertentangan dengan kenyataan yang ada. Sedangkan ironiadalah majas yang berupa sindirin atau ejekan terhadap suatu keadaan. Dalam puisi Ratsaa penyair sepertinya sengaja memberikan sindiran kepada manusia saat ini. seperti pada tiap baris puisi tersebut. Manusia seolah diperdaya oleh berbagai aktivitas sehingga melupakan kodratnya menjadi seorang ayah, suami, dan makhluk ciptaan Tuhan yang melupakan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

e.      Rima atau Irama
Rima atau irama adalah persamaan bunyi pada puisi. Dalam puisi Ratsaa ini terdapat persamaan bunyi “mu” seperti berikut:
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahkan sekretarismu
                (pada baris 1-3)
f.      Tipografi
Tipografi merupakan perwajahan puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, pengaturan baris, hingga baris puisi yang tidak selalu dimuat dengan huruf kapital. Hal tersebut sangat menentukan penekanan puisi. Seperti dalam puisi Ratsaa, hanya terdapat empat baris dan semuanya berupa penekanan dan sindiran dari apa yang dilihat oleh penyair. Serta tanda Tanya (?) yang digunakan oleh penyair pada baris keempat menunjukan sindiran keras dari penyair kepada manusia yang mengabaikan kewajibannya terutama kepada Tuhan.







Analisis Struktur Batin pada puisi Ratsaa
a.      Tema
Tema/makna merupakan gagasan pokok dalam puisi yang dikemukakan oleh penyair. Penyair menggunakan tema lari dari tanggung jawab atau bisa juga disebut kelalaian. Itu semua begitu terlihat dalam ketiga barisnya (baris 1-3) berupa ungkapan penyair atas apa yang dilihatnya yaitu kelalaian (lari dari tanggung jawab) sebagai orangtua, suami dan baris ke-4 berupa kalimat sindiran kepada manusia/seseorang atas kelalaiannya (lari dari tanggung jawab) sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
b.     Rasa
Rasa adalah perasaan yang di gambarkan oleh penyair. Dalam puisi Ratsaa adalah perasaan kesedihan hati pengarang melihat realita manusia sekarang yang  disibukan dengan segala aktivitasnya, hingga kewajiban yang seharusnya ia jalankan harus digulirkan pada pembantu dan sopirnya, dan sekretaris bagi dirinya sendiri. Apalagi kewajibannya sebagai ciptaan Tuhan yang juga ia lupakan.
c.      Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembacanya, nada penyair dalam puisi ini seperti menjelaskan dan menyatakan dari tindakan seseorang. Memberikan nada sindiran karena ulah seseorang yang digambarkan dalam puisi tersebut.
d.     Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dalam puisi Rastaa adalah kita sebagai makhluk ciptaan tuhan hendaknya tidak melupakan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk sosial yang mempunyai kewajiban lahiriah maupun batin baik kepada anak, suami/istri, orangtua, sesama dan terutama kepada Tuhan.

2 komentar:

  1. selamat membaca,,, semoga bermanfaat ^_^

    BalasHapus
  2. What is a Baccarat Game? | Warwick College of
    There is one common game in every 1xbet korean gambling house in the world. 바카라 Baccarat is a new type of bet that players find irresistible 제왕카지노 on table games,

    BalasHapus